Menurut Robert MZ. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua prilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dari sistem sosial dan menimbulkan usaha dair mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki prilaku yang menyimpang.

Perilaku menyimpang dapat terjadi akibat sosialisasi yang kurang sempurna. Hal ini disebabkan oleh ketidak sepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi, pengambilan yang salah dari generalized others atau belajar kebudayaan yang menyimpang. Contohnya seorang pemimpin didalam masyarakat yang paternalistik seperti indonesia akan menjadi model, bahkan menjadi kebenaran prilaku bagi bawaan atau kelompoknya. Namun tidak jarang seorang pemimpin memberikan contoh yang buruk pada masyarakatnya, seperti melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan demikian penyimpangan akan terus terjadi di dalam masyarakat.

Ada dua macam sifat prilaku menyimpang, yaitu penyimpangan bersifat positif dan penyimpangan negatif.

Adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosialnya. Contohnya daerah pelacuran yang dianggap sumber penghasilan pedagang kaki lima padahal pelacuran adalah prilaku yang menyimpang.

Adalah penyimpangan yang hanya berdampak buruk bagi seseorang indiividu maupun masyarakat. Contohnya Pemabuk dapat meresahkan masyarakat ketika mengamuk.

1. Prilaku menyimpang primer, yaitu prilaku menyimpang yang hanya dilakukan sementara, contohnya mengendarai motor di jalan raya dengan kecepatan tinggi.

2. Prilaku menyimpang skunder, yaitu prilaku menyimpang yang dilakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan, contohnya merokok.